(Satu sajak sederhana untuk Sultanah Nukila)
Nukila, Rainha Boki Raja
Perempuan pertama yang punya kuasa
Bangga puisi beta susuri kisah Puan
Sebagai pengingat di hari-hari depan
Sebelum Jawa punya Kartini
Dan Aceh punya Cut Nyak Dien
Jauh sekali, bahkan sebelum republik ini merdeka
Dan punya ibukota bernama Jakarta
Beratus tahun yang lalu kami di Maluku
Sudah punya perempuan hebat
Nukila; Raihana Boki Raja dengan gelar Nyai Cili
Sang sultanah pertama di Negeri Tara No Ate
Meski badan tak kembali
Namamu kokoh berdiri
Orang-orang mulai kenali
Nukila, anak Sultan Al Mansur (1512-1526) pemimpin Kerajaan
Tidore
Di tahun 1522 dan seterusnya
Sayang kami tak punya koran dan televisi
Atau memang negeri ini ditakdirkan tak harus jadi tontonan
Perjuanganmu kami abadikan dalam puisi sebagai peringatan
atas kealpaan
Nukila, tak hanya cantik dan pandai
Layak Puan dijuluki Duta Perdamaian
Orang-orang harus tahu siapa Puan sejatinya
Ijinkan puisi beta menjadi pengingat anak-cucu negeri
Semoga kisah Puan selalu masuk akal dan masuk hati
Damailah Puan di rumah Tuhan
Ngade-Ternate, 15 Januari 2019
Amal Hasanuddin
Berikan Komentar pada "Nukila"