Orang Miskin di Malut Bertambah

TERNATE – Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) tidak mampu menyelesaikan masalah kemiskinan di daerah ini. Buktinya, saat Badan Pusat Statistik (BPS) Malut, Senin (3/2) merelease profile kemiskinan per September 2019. Jumlah orang miskin di Provinsi ini terus bertambah.

Kepala BPS Malut, Atas Perlindungan Lubis menjelaskan, jumlah penduduk miskin di Malut pada September 2019 sudah sebanyak 87,18 ribu orang (6,91) persen. Angka ini bertambah sekitar 2,6 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2019 yang sebesar 84,60 ribu (6,77) persen.

Untuk presentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2019 sebesar 4,24 atau menurun 0,03 poin dibanding keadaan Maret 2019 yang sebesar 4,27 persen. Sedangkan presentase penduduk miskin di daerah pedesaan pada September 2019 meningkat 0,21 poin menjadi 7,78 persen dibanding keadaan pada Maret 2019 yang sebesar 7,78 persen.

Baca juga:  TULUS Fokus Penanganan Covid-19 dan Ekologi

“Kalau garis kemiskinan pada September 2019 adalah sebesar Rp 449.448 atau naik sekitar Rp 4.798 (1,08) persen, dibandingkan keadaan Maret 2019 yang sebesar Rp 444.650,” ucapnya.

Dikatakan, pada periode Maret 2019 hingga September 2019, indeks kedalaman kemiskinan (P1) mengalami sedikit kenaikan dari 0,887 pada Maret 2019 menjadi 1,079 pada September 2019. Indeks keparahan kemiskinan (P2) juga meningkat dari 0,195 pada Maret 2019 menjadi 0,303 pada September 2019.

Menurut dia, presentase penduduk miskin di Malut sejak September 2013 hingga September 2019 cenderung berfluktuatif. Tingkat kemiskinan Malut pada September 2013 tercatat sebesar 7,64 persen menunjukan pola menurun hingga September 2016 (6,41) persen.

Baca juga:  Ini Jadwal Ustad Abdul Somad Selama di Maluku Utara

Pola yang berbeda terjadi pada Maret 2017 hingga September 2019 yang menunjukan pola semakin meningkat. Presentase penduduk miskin terendah terjadi pada September 2015 yaitu sebesar 6,22 persen. “Menurut jumlah, penduduk miskin di Malut pada September 2013 mencapai 85,58 ribu orang yang terdiri dari 11,02 ribu orang di daerah perkotaan dan 74,56 ribu orang di daerah perdesaan,” katanya.

Sedangkan pada September 2019, jumlah orang miskin di Malut tercatat sebanyak 84,60 ribu orang yang terdiri dari 15,32 ribu orang di daerah perkotaan dan 69,28 ribu orang di daerah perdesaan. Jika dilihat secara khusus perkembangan tingkat kemiskinan Malut pada periode Maret 2019 ke September 2019, jumlah penduduk miskin di daerah ini mengalami peningkatan yaitu sekitar 2,6 ribu orang dari 84,60 ribu orang (6,77) persen menjadi 87,18 ribu orang (6,91) persen pada September 2019.

Baca juga:  Aroma Korupsi Tambang Galian C Terendus

Penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2019 bertambah menjadi 71,80 ribu orang dibandingkan kondisi Maret 2019 yang sebanyak 69,28 ribu orang. “Sementara jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2019 bertambah menjadi 15,37 ribu orang dibandingkan Maret 2019 yang sebanyak 15,32 ribu orang,”  jelasnya.

Menurut dia, factor yang diduga mempengaruhi tingkat kemiskinan di Malut pada periode September 2017 hingga Maret 2019 adalah Nilai Tukar Petani (NTP) yang masih cukup rendah pada september 2019 yaitu sebesar 97,60 dan terlebih pada sub sector perkebunan rakyat sebesar 87,74. Faktor lain yang diduga menjadi pemicu angka kemiskinan bertambah yakni terjadinya gempa bumi di Halmahera Selatan (Halsel) pada bulan Juli 2019 yang berdampak nyata di lima Kecamatan,” jelasnya. (nas)

Berikan Komentar pada "Orang Miskin di Malut Bertambah"

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


error: Content is protected !!