TERNATE –  Sejumlah penumpang tujuan Manado yang tertahan di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate membeberkan sejumlah ketidakwajaran dari sisi teknis dan harga jasa rapid test di Labkesda Kota Ternate.

Mereka yang awalnya di terlantarkan itu mulai muak dengan perlakuan petugas yang ada, mulai dari keluhan tidak diperhatikan tim Gugus Tugas Manado, hingga mahalnya harga jasa rapid test pun ikut terkuak.

Rahma, seorang warga Kecamatan Bintauna, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara (Sulut) mengaku, awalnya mereka diminta melengkapi dokumen atau syarat agar bisa diberangkatkan pulang ke Pelabuhan Manado.

Namun setelah syarat tersebut mereka urus. Tim Gugus Penanganan Covid-19 Manado justru tidak mengeluarkan rekomendasi penerimaan penumpang. “Ini kan aneh, torang ini kan proyek, memang surat tugas dari PT Dinamika, dari torang pe kontraktor ini, karena corona ini torang diberhentikan sementara,” katanya.

Menurut dia, sudah dua minggu mereka terlantar di Pelabuhan, baik di Pelabuhan Feri Bastiong maupun di Pelabuhan A. Yani Ternate. Bahkan kapal yang mau mereka tumpangi sudah parker selama 4 hari menunggu surat rekomendasi dari Gugus Tugas Manado.

Sementara biaya yang mereka keluarkan untuk rapid test di Labkesda Ternate sebesar Rp 400.000, ada juga yang di angka Rp 650.000. Kata Rahma, selain mereka sudah melakukan rapid test, syarat lain seperti sudah sehat dari KKP Kelas III hingga surat perjalanan dari perusahaan juga sudah mereka kantongi. Tetapi mereka belum juga diberangkatkan pulang ke kampung halamanya.