Longsor dan Banjir Terjang Weda

Banjir yang terjadi

WEDA – Curah hujan yang tinggi di Kabupaten Halmahera (Halteng) pada  akhir pekan kemarin, menyebabkan terjadinya banjir dan tanah longsor.

Informasi yang dihimpun koran ini menyebutkan, tanah longsor terjadi di ruas jalan lintas Weda-Lelilef, tepatnya di Desa Sidanga, Kecamatan Weda. Selain itu, hujan lebat sejak Jumat (24/7), juga menyebabkan banjir di empat desa yang berada di Kecamatan Weda Selatan.

“Tanah longsong terjadi pada Sabtu (25/7) dini hari, namun sudah diatasi dengan alat berat milik perusahan jalan PT SS dan dibantu oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halteng. Sehingga, tanah longsor yang menutupi jalan raya bisa diatasi dan arus lalu lintas dari dan menuju Lelilef dapat dilalui,” ucap Kepala BPBD Halteng, Kamal Abdul Fatah.

Menurut Kamal, untuk banjir yang melanda empat desa di kecamatan weda selatan pada pagi hari sudah berangsur-angsur surut. “Anggota BPBD Halteng yang terjun di lokasi masih mendata berapa rumah yang mengalami kebanjiran serta kerugian yang dialami akibat banjir,” tambah Kamal.

Baca juga:  PDP Asal Halut Dirujuk ke RSUD CB

Sementara Camat Weda Selatan, Hairun Amir mengatakan, hujan lebat selama dua hari yang mengakibatkan empat desa di Kecamatan Weda Selatan kebanjiran  dan puluhan rumah tergenang. “Banjir yang merendam rumah warga terdapat di Desa Wairoro Indah, Lembah Asri dan Sumber Sari. Dua desa mengalami banjir parah, yakni  desa Sumber Sari dan Lembah Asri,” ujar Camat.

Menurut Hairun, di Desa Sumber Sari terdapat 94 rumah terdampak banjir terdapat di blok A 37 rumah, blok B 11 rumah, blok C 20 rumah, blok D 18 rumah dan blok E 8 rumah. Untuk desa Lembah Asri sekitar 151 rumah di blok A – G, yang paling parah di blok A,B,C,D.

Banjir yang melanda empat desa di Weda Selatan diakibatkan kali yang yang berada di empat desa tersumbat, mengakibatkan air meluap ke rumah warga. “Banjir di Weda Selatan sudah jadi langganan pada musim hujan, karena saluran air kali tidak pernah dinormalisasi, sehingga tersumbat dan sudah sangat dangkal,” akunya.

Baca juga:  Bertambah 4 Orang Positif Covid-19 di Kota Ternate

Dia menjelaskan, sampai saat ini tidak ada korban jiwa, kerugian material belum bisa dihitung, tempat ibadah seperti masjid dan mushola, pesantren serta sekolah juga terendam air. “ Kami selalu berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti pemerintah desa, kecamatan, Bhabinkamtibmas, Banbinsa dan BPBD Halteng,” terang Hairun.

Selain merendam pemukiman warga, banjir juga merendam Pesantren Salman Al Farizi. Akibatnya ratusan santri dan santriwati diungsikan ke tempat yang lebih aman. Santri putra diungsikan ke masjid milik pesantren dan santri putri diungsikan ke lantai dua. “ Santri putri yang tinggal di lantai bawah diungsikan ke atas, bergabung dengan santri putri lainnya,” ungkap Hairun.

Mantan anggota DPRD itu mengaku hingga, Minggu (26/7) siang kemarin air masih mengenangi pesantren setinggi lutut orang dewasa. Tidak itu saja, air juga menutupi badan jalan sehingga mengganggu akses transportasi.

Baca juga:  Kota Ternate Urutan Terakhir Capaian Imunisasi Campak Rubela

Sampai saat ini tidak ada korban jiwa, sedangkan untuk kerugian belum bisa diprediksi, setelah air surut pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak pesantren. “ Di belakang pesantren juga ada kali dan itu juga tidak pernah dinormalisasi, saat ini kali sudah dangkal,” ungkap Camat. (udy)

error: Content is protected !!