Sedekah Air Hujan Antarkan Zulkifli Raih Penghargaan Kalpataru 2022

Zulkifli
Zulkifli

Zulkifli salah satu ASN Pemkot Ternate yang pernah menjabat sebagai Camat Ternate Utara dan kini bertugas di Sekretariat Daerah sebagai staf, cukup dikenal dikalangan pemerhati lingkungan yang ada di Maluku Utara. Karena sebagai seorang ASN tidak membatasi Zulkifli untuk mengabdikan dirinya membantu warga yang kesulitan air bersih agar bisa terjangkau.

Zulkifli, sosok pendiam ini lebih dikenal dengan sebutan “pahlawan air hujan“, karena mampu berinovasi dengan memanfaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan sebagian warga yang kesulitan air bersih, sehingga air hujan tidak mengalir begitu saja ke laut. Karena dimanfaatkan untuk dapat dikonsumsi warga termasuk kebutuhan keseharian lain, hal tersebut dilakukan Zulkifli sejak 7 tahun lalu tepatnya 2015 ketika itu kecamatan Ternate Utara dilanda krisis air bersih akibat intrusi air laut ke sumber air bersih Ake Gaale.

Saat itu, Zulkifli masih aktif menjabat sebagai Camat Ternate Utara dan baru saja dimutasi sebagai staf Sekretariat Daerah sesuai dengan SK Wali Kota nomor 821.2/KEP/3129/2021. Meski begitu, tidak menyurutkan motivasi Ipin begitu sapaan akrabnya, untuk terus berbuat bagi masyarakat meski dengan keterbatasan SDM dan anggaran, sampai kini gerakan memanen air hujan (Gema Camtara) melalui program sedekah air hujan yang digagas Zulkifli ini, sudah dibangun 120 titik instalasi pemanfaatan air hujan (IPAH), yang tersebar pada 7 kecamatan dan 4 pulau di Kota Ternate, bahkan sampai ke Desa Modayama Kecamatan Kayoa Utara Kabupaten Halmahera Selatan.

Semangat berbuat dari Zulkifli diakui tidak lepas dari motivasi mantan Wali Kota Ternate (Alm) Burhan Abdurahman ketika dilakukan pencanangan program Gema Camtara pada 2017. Atas dedikasi dan pengabdiannya tersebut pada tahun 2022 ini dirinya mendapat penghargaan Kalpataru dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Penghargaan Kalpataru ini adalah penghargaan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup di Indonesia. Dan Zulkifli mendapat penghargaan Kalpataru 2022 pada Kategori Pengabdi Lingkungan, dengan begitu pada tahun ini hanya Zulkifli satu-satunya warga asal Maluku Utara yang mendapat penghargaan tersebut, sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya nomor SK.533/MENLHK/PSKL/PSL.3/5/2022 tertanggal 30 Mei 2022.

Zulkifli saat dikonfirmasi mengatakan, dirinya baru mengetahui informasi kalau mendapat penghargaan Kalpataru 2022 pada Jumat (3/6/2022) kemarin melalui tim pendamping dari DLH Provinsi Malut, setelah itu dirinya di konfirmasi oleh Kementrian LHK. Dia mengisahkan, hal ini berawal ketika pada bulan Maret kemarin dirinya diusulkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Malut sebagai salah satu peserta pada kategori pengabdi lingkungan, setelah usulan itu kata dia, ada sejumlah penilian yang dilakukan, dan puncaknya pada saat kunjungan lapangan dari tim penilai Kementrian LH ke Ternate dan Hiri untuk melihat langsung program gerakan menabung dan memanen air hujan (Gema Camtara).

“Jadi mereka menilai dampaknya dari program tersebut baik dampak ekonomi, ekologi, social di Ternate atas program tersebut, atau titik lokasi yang dibangun instalasi pemanfaatan air hujan (IPAH),” katanya saat dihubungi pada Minggu (5/6/2022).

Menurut Zulkifli, salah satu kriteria penilaian penghargaan Kalpataru ini berkaitan sumber dana baik melalui APBD atau APBN, sedangkan pihaknya kata dia, pada program lebih menggandalkan dukungan dana melalui berbagai pihak baik baik perorangan maupun institusi dengan program sedekah air hujan untuk membangun IPAH.

“Untuk sedekah air hujan ini kita sudah bangun 42 titik, dengan titik pertama di Koloncucu, dan titik terakhir di Moti Kota pada Maret kemarin, sementara di pulau Hiri sendiri kita bangun pada 2018 melalui program sedekah air hujan dan Tifure kecamatan Batang Dua pada Pebruari 2022, jadi untuk Kota Ternate dari jumlah 8 kecamatan sudah 7 kecamatan yang kita bangun dan 4 pulau dari lima pulau berpenghuni, jadi yang kami belum masuk itu tinggal pulau Mayau, kami juga sudah membangun IPAH di Desa Modayama Kecamatan Kayoa  Utara, Halmahera Selatan melalui program bina desa dari Unkhair Ternate,” jelas dia.

“Selain sedekah air hujan kami juga bekerja sama dengan program Ternate Kota Tangguh tahun 2018 yang dananya bersumber dari Amerika USAID dan NAFC, dengan membangun 43 titik IPAH di sekolah dan rumah ibadah yang ada di kecamatan Ternate Utara,” sambungnya.

Dia menyebut, penghargaan Kaplatru yang diterima tahun 2022 ini bukan menjadi tujuan dan akhir dari perjalanan 7 tahun program Gema Camtara, dan lebih menjadikan penghargaan ini sebagai spirit dan motivasi. “Harapannya ke depan ada program air bersih dari pemerintah pusat yang masuk ke Ternate atau Maluku Utara,” pintanya.

Penulis: Hasyim Ilyas

Berita Terkait