Sampah Negara Tetangga “Diekspor” ke Morotai

Sampah di laut Kabupaten Pulau Morotai

DARUBA – Sebagai pulau terluar yang berhadapan langsung dengan samudra Pasifik, Kabupaten Pulau Morotai rentan dengan pencemaran lingkungan berupa sampah laut. 

Seperti yang terlihat belum lama ini, di sepanjang pantai kawasan Eks Sail Morotai, tepatnya di samping pelabuhan Feri, Desa Juanga, Kecamatan Morotai Selatan, ditemukan belasan ton sampah, baik organik maupun non organik yang berserakan di sepanjang pantai. 

Sampah-sampah tersebut didominasi oleh botol minuman plastik, yang diduga berasal dari negara luar, hal ini dapat diketahui dari merek minuman. Selain botol, juga banyak ditemukan sampah korek api dan sandal bekas. 

Namun belasan ton sampah tersebut sudah diantisipasi oleh mahasiswa program studi Teknik Lingkungan Universitas Pasifik (Unipas) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pulau Morotai yang melaksanakan kegiatan pembersihan sebagai bentuk aksi peduli lingkungan yang dilakukan pada Sabtu (19/11/2022) akhir pekan. 

Baca juga:  Kasus HIV/AIDS Melonjak, Komisi III Panggil Dinkes

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM Unipas), Kasim Bungan mengungkapkan, aksi peduli lingkungan sudah dilakukan sejak dua hari terakhir, alhasil belasan ton sampah berhasil diangkut. 

“Baru 1 jam kita lakukan pembersihan, ada sebanyak dua karung korek api yang kita kumpulkan, kebanyakan korek api itu merek SNI, ini akan kami jadikan bukti sampel, ada juga sendal bekas,” kata Kasim. 

Menurutnya, sampah-sampah ini sangat berbahaya bagi pencemaran lingkungan laut. Dikhawatirkan sampah-sampah seperti ini bisa membahayakan hewan laut. 

“Jika korek api bekas mengambang diatas permukaan air laut dalam waktu lama akan menjadi santapan (Cetacea) Ikan Paus karena dianggap planton,” ujarnya.

Ia lantas mencurigai, jika kematian ikan Paus dan Dungo dalam beberapa tahun terakhir ini, bisa saja disebabkan karena sampah laut. 

Baca juga:  Klaim Bupati Benny Banyak Buat Perubahan

“Karena beberapa tahun terakhir Morotai di gegerkan dengan penemuan bangkai paus yang terdampar di beberapa pantai di Morotai,” timpal Kasim. 

Ia berharap, sampah laut ini bisa menjadi perhatian semua pihak, termasuk pemerintah pusat. “Saya atas nama BEM Unipas Morotai dalam aksi peduli lingkungan ini meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk membatasi produk korek api plastik,” tandas aktivis PMII. (fay)

error: Content is protected !!