Catatan Perjalanan Umroh Fayyad Wisata Ternate

Jemaah Fayyad Wisata Saat Melaksanakan Wakaf
Jemaah Fayyad Wisata Saat Melaksanakan Wakaf

Ahmad Yani Abdurrahman

Jemaah Fayyad Wisata dan Staf Pengajar Unkhair Ternate

Tanpa terasa hari ini 10 Januari, rombongan jemaah umroh Fayad Wisata meninggalkan Kota Suci Mekkah Almukarramah untuk kembali ke tanah air yang ditinggalkan sejak 3 Januari 2023, setelah melaksanakan ibadah umroh dengan penuh khusyu dan tawadhu. Suasana hati jemaah terasa tenang karena merasa dekat dengan sang pencipta sampai ada jemaah yang berceloteh keingginannya untuk tetap tinggal di Kota Suci. Tapi apa mau dikata begitulah siklus kehidupan datang dan pergi, lahir dan mati dan serta seterusnya itu semua pasti dilewati.

Usai melaksanakan semua rukun umroh, kini jemaah sudah bersiap meninggalkan Jeddah, meski waktu seminggu di dua Kota Suci terasa sangat singkat bagi semua jemaah. Tapi perjalanan umroh ini banyak memberi pelajaran ke jemaah. Dan semuannya memiliki pengalaman, kisah, suka dan duka tersendiri namun secara garis besar ibadah umroh memberikan pelajaran bagi kita antara lain pertama, jemaah yang berangkat dari Ternate awalnya tidak saling kenal, karena jumlah 115 jemaah yang berbeda mulai dari jenis kelamin, usia, latar belakang sosial, etnis, adat istiadat serta budaya akhirnya menyatu dalam jemaah Fayad Wisata.

Baca juga:  Hiri-Batang Dua Belum “Merdeka”

Bahkan hal ini mulai terasa ketika tiba di Medinah Almunawarah, dimana sesama jemaah sudah saling berinteraksi baik dengan saudaranya dari Indonesia maupun mancanegara. Segala atribut duniawi, jabatan, pangkat, status sosial semuanya mereka tanggalkan dalam satu kata, kita semua adalah “HAMBA”.

Sebagai hamba maka pengabdian kita kepada sang “majikan” tentu tidak sebatas pada saat Umroh saja. Namun setelah kembali ke tanah air kita seyogianya lebih terjaga melaksanakan ibadah ritual, seperti ketika berada di Medinah dan Mekkah, dimana jemaah sangat disiplin dan konsisten menjaga waktu shalat baik wajib maupun sunnah dan hal ini harus lebih giat dilaksanakan ketika sudah berada di tanah air . Begitu pula ibadah sosial harus kita rawat dalam bingkai silaturahmi, saling tolong menolong dan memiliki kepedulian sebagaimana yang telah ditunjukan selama sepekan di negeri orang.

Ada PR besar yang belum bisa di wujudkan dari waktu  ke waktu adalah bagaimana sekembali ke tanah air, mampukah kita menjalin komunikasi vertikal 5 kali sehari dengan Allah. Sebagaimana kita menyaksikan pemandangan sehari-hari masyarakat Arab menjalin komunikasi dengan Sang Khalik, ketika mereka dipanggil “Hayya Allasholah” semua aktivitas dunia ditinggalkan, dan bergegas menuju rumah Allah untuk melaksanakan ruku dan sujud sebagai wujud pengabdiannya pada sang pencipta. Mungkin diantara masih ada yang terasa berat menjaga konsistensi kita menjalin hubungan Allah S.W.T tetapi paling tidak harus dimulai dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Baca juga:  Mengajar Dengan Hati

Kedua, berkumpul selama sepekan juga memberi pelajaran pada kita bahwa dengan jumlah jemaah yang cukup banyak kita dapat saling mengenal karakteristik, watak dan pribadi masing masing jemaah, bahkan kita bisa memotret perilaku, karakter, sifat maupun tabiat saudara kita. Dalam konteks kebersamaan semua sinyal perilaku kita terbaca, egois, pelit, individualis,  sombong rendah hati, toleran, solider semua akan nampak. Yang baik dari saudara kita wajib kita  ambil, jadikanlah kenangan, pelajaran dan yang kurang dari kita semua cukup diletakan di landasan Bandara King Abdul Aziz.

Ketiga, keberangkatan jemaah umroh awal tahun ini terbilang cukup banyak, bahkan boleh dikata hampir sama dengan jumlah jemaah haji salah satu kabupaten di Provinsi Maluku Utara. Menurut Uztat Abunazar Alim, pembimbing jemaah Fayyad Wisata keberangkatan rombongan cukup besar ini terjadi bukan sebuah kebetulan tapi terjadi karena izin dan kehendak Allah.

Baca juga:  Catatan  dari Moti

Kembali pada apa yang disampaikan Ustaz Abunazar Alim bahwa sesuatu yang terjadi di dunia bukan kebetulan, dalam waktu sepekan kita sebagai jemaah telah merasakan bagaimana Fayyad Wisata sebagai perusahaan jasa perjalanan umroh memberikan pelayanan kepada jemaahnya, begitu pun dengan tim pembimbing Ustat Abunazar dan rekannya. Mulai dari Jakarta, Medinah, Mekkah dan kembali ke Jakarta mereka telah berusaha memberikan yang terbaik pada jemaahnya. Kita tinggal menilai jika baik pelayanannya maka itu semua hadir karena Allah dan sebaliknya ada kekurangan disana sini maka karena kelalaian hamba yang dhaif.

Semoga perjalanan umroh awal tahun 2023 banyak memberi pelajaran sekaligus menjadikan kita sebagai hamba yang pandai bersyukur bersyukur.(*)

error: Content is protected !!