TERNATE – Pemilik toko di wilayah kecamatan Ternate Tengah mengeluh dengan sikap camat yang melayangkan surat ke mereka. Karena surat itu ‘memaksa’ mereka untuk menyerahkan sejumlah uang untuk pelaksanaan MTQ
Padahal pelaksanaan MTQ tingkat Kota Ternate yang direncanakan bulan depan itu, sudah menjadi agenda tahunan Pemkot Ternate, sehingga pelaksanaannya telah dianggarkan dalam APBD tiap tahunnya. Namun pihak kecamatan masih ‘memeras’ pemilik toka dengan dalil bantuan melalui surat resmi yang diteken oleh Kasie Kesra Ternate Tengah dan Camat Ternate Tengah.
Surat nomor: 451.15/ 323/ 2020 perihal partisipasi dana, menyebutkan pada MTQ 2020 ini, Kota Ternate Tengah mengikutsertakan peserta/khafilah, sehingga pihaknya meminta bantuan dana untuk biaya latihan peserta pada MTQ tahun ini, sebab mereka sudah dua kali berturut-turut juara umum, sehingga tahun ini mempertahankan juara umum untuk ketiga kalinya.
“Surat yang disampaikan ke kami itu pada awal bulan Januari kemarin,” ungkap seorang pemilik toko yang enggan dikorankan.
Dia mengaku, sebagian sudah memberikan bantuan itu ke pihak kecamatan yang menangani tersebut. Namun dia enggan menyebutkan besaran yang dibebankan ke mereka.
Terpisah Camat Ternate Tengah Abd. Haris Usman dikonfirmasi menyebut, hal itu ditangani oleh Kasie Kesra Kecamatan, bahkan ketika disodorkan surat itu sempat menanyakan terkait hal itu, namun mereka beralasan bahwa itu langganan tiap tahun untuk persiapan latihan peserta sebelum hari puncak pelaksanaan. “Tapi saya juga belum tahu langganan mereka dimana saja, karena saya tidak tahu,” tandasnya.
Terkait dengan surat yang dia teken itu, Camat beralasan sesuai dengan penjelasan yang dia terima, bahwa sudah ada donatur tiap tahun, meskipun hal itu dia sendiri menolak. “Jadi nanti saya cek lagi, jangan sampai di salah gunakan,” katanya.
Menurut Abd. Haris, jumlah peserta sendiri mencapai 50 orang lebih yang harus disiapkan jas bertanding, apalagi MTQ ini banyak mata lomba yang beda dengan STQ. “Kalau baru ongkos pakaian saja sudah Rp75 juta, karena jas untuk bertanding dan batik waktu acara pembukaan, kemudian peserta yang sekolah di luar baik di Makasar maupun Jakarta itu kita tanggung harga tiket PP untuk mereka datang bertanding, ditambah uang saku. Jadi MTQ itu tiap tahun saya kadang berhutang nanti baru dibayar,” jelas dia.Bahkan kata dia, peserta yang ikut latihan juga diberikan uang saku dengan jumlah bervariatif, namun dia beralasan dirinya tidak mengetahui langganan donatur tersebut. Tapi dari bantuan donatur itu yang digunakan selama latihan. “Anggaran kalau STQ kemarin itu Rp90 juta lebih, itu juga tidak cukup, apalagi ini MTQ yang anggaran baru Rp160 juta lebih. Kalau baru harga pakaian saja sudah Rp70 juta lebih belum lagi tiket PP dan uang saku per orang Rp.1.500.000 untuk 53 orang, jadi saya tidak mau ambil resiko asalkan juara umum,” tutupnya.(cim)
Jangan Ketinggalan Berita Fajar Malut di Channel WhatsApp.
(tekan disini untuk bergabung)
Berikan Komentar pada "Alasan MTQ, Camat ‘Peras’ Pemilik Toko"