SANANA – Meski telah dinyatakan positif virus corona sejak Sabtu (6/6), namun sampai saat ini petugas Covid-19 Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), belum bisa menjemput pasien untuk diisolasi.
Pada Sabut (7/6) dini hari, petugas Covid-19 Kepsul telah melakukan penjemput terhadap salah satu warga Desa Fogi, Kecamatan Sananan yang postif Covid-19. Namun, dalam penjemputan itu, pihak keluarga menolak untuk dijemput. Sehingga petugas tidak berhasil menjemputnya.
Tamrin Salamun, keluarga positif covid-19 mengatakan, penolakan yang mereka lakukan itu ada beberapa alasan. Yang pertama, mereka menganggap tempat isolasi yang disediakan itu sudah tidak layak, karena terlalu banyak nyamuk, makanan juga tidak sesuai, paling tidak ada ahli gizi. Dengan tempat seperti itu yang ada nanti orang bukan sembuh tapi tamba sakit,” katanya saat ditemui wartawan.
Dia menambahkan, kinerja petugas juga sangat tidak baik. Sebab, orang-orang yang dianggap reaktif maupun positif itu sampai saat ini sudah 3 bulan berada di Sanana. Pada saat mereka tiba di Sanana, mereka sudah lakukan karantina mandiri selama 14 hari di rumah masing-masing. “Tadi malam pada saat petugas jemput itu, kami sempat tanya ke petugas terkait dengan masa karantina 14 hari. Jawaban dari petugas itu sudah bukan 14 hari, tetapi 28 hari lakukan karantina mandiri,” ucap Tamrin .
Tamrin menambahkan, dari pihak keluarga masih bertanya-tanya. Karena orang yang berdatangan dari luar daerah yang dikarantina di desa-desa masing-masing dengan menggunakan ruangan sekolah itu hanya karantina 14 hari. Setelah 14 hari mereka sudah bisa keluar dari ruang karantina yang disediakan oleh desa.
“Jadi kita dari keluarga yang 7 orang dinyatakan postif itu tidak mau diisolasi di ruangan yang disediakan oleh pemerintah. Kami mau isolasi sendiri. Sudah ada rumah yang disediakan untuk tempat isolasi, ada 8 kamar yang kami siapkan,” ujarnya. Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga meminta kepada petugas Covid-19 Kepsul agar lebih terbuka ke masyarakat terkait dengan data-data yang telah diperoleh. Keterbukaan itu supaya masyarakat tidak bertanya-tanya. “Kalau memang ada yang positif, kenapa pengawasan petugas semakin lemah. Kami juga minta agar petugas menunjukan hasil swab kepada keluarga yang dinyatakan positif,” pintanya.(nai)
Jangan Ketinggalan Berita Fajar Malut di Channel WhatsApp.
(tekan disini untuk bergabung)