Sekot Ternate Sambangi Fajar Malut

Sekot Ternate sambangi Fajar Malut

TERNATE – Setelah dilantik sebagai Sekretaris daerah Kota Ternate pada 27 Mei lalu, Jusuf Sunya langsung action dengan melakukan silaturahmi ke sejumlah stakeholder dan menjadi mitra Pemkot Ternate, dan pada Senin (15/6) dia bertandang ke redaksi SKH. Fajar Malut dan FajarMalut.com.

Silaturahmi ini sekaligus untuk mengenang kebersamaannya bersama dengan para jurnalis ketika dia menjabat Kabag Humas Kota Ternate, dalam silaturahmi itu juga dia mengajak kepada Fajar Malut sebagai mitra pemerintah untuk dapat membantu pemerintah mensosialisasikan penanganan pandemic covid-19 di Kota Ternate.

Jusuf menyebut, dari media dia banyak mendapat informasi dan referensi atas setiap kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan masyarakat. “Saya merasakan benar bagaimana peran media selama ini dalam menyampaikan informasi berkaitan dengan setiap kebijakan pemerintah,” katanya.

Dalam pertemuan yang di hadiri Pimpinan Redaksi Fajar Malut Mahmud Daya dan Redpel Zulkifli Hi. Saleh itu, Jusuf sunya banyak mengisahkan awal karirnya sampai pada karir tertinggi birokrasi di Pemkot Ternate saat ini. Dan baginya di jabatan yang dia emban saat ini atas kehendak Allah. “Karena bagi saya jabatan ini rahmat sekaligus musibah,. Sebab amanah yang saya terima ini bertepatan dengan dua agenda besar yaitu menangani pandemi covid-19 dan menghadapi Pilkada 2019 yang tinggal beberapa bulan lagi. Saya sadar ini cukup beresiko, karena itu, media menjadi harapan saya, nengawal dan membantu pemerintah. Sehingga suara kami bisa tersampaikan ke publik,” ucapnya.

Dia menyebut, penangnan covid-19 ini Pemkot tidak bisa harus terus menutup aktifitas masyarakat. Namun ini harus dilakukan meski dari sisi data penderita positif meningkat. Tapi, pemerintah juga mempertimbangkan kebutuhan hidup masyarakat. “ Hampir seluruh sektor usaha di Ternate, telah tutup dan merumahkan karyawannya dan sebanyak 823 karyawan terdampak, dan mereka punya keluarga dan bahkan menjadi tulang punggung ekonomi. Tiba-tiba mereka tidak punya lagi pendapatan, bagaimana mereka harus membiayai hidup mereka. Tidak hanya itu, ratusan bahkan ribuan orang di Pasar, yang setiap hari hanya bergantung dari hasil berjualan. Kalau kunjungan masyarakat dibatasi, kebutuhan mereka siapa yang menanggung. Berapa lama sembako yang dibagikan pemerintah bisa bertahan,” jelasnya.

Atas kondisi ini, pihaknya bersama dengan jajaran SKPD dan gugus tugas, memberikan pertimbangan ke Wali Kota Burhan Abdurahman, untuk mengambil langkah berani, dengan membuat relaksasi dibidang ekonomi. Dimana tempat usaha dibuka, dengan catatan memperketat sistim protokol kesehatan. Dan hal itu disambut baik oleh pelaku usaha. “ Untuk menjalankan relaksasi ini, butuh peran bersama. Terutama media, agar terus memberikan sosialisasi ke masyarakat untuk menaati protokol kesehatan dalam setiap aktifitas mereka,” tandasnya.(cim)

Berita Terkait