Dade menyatakan, mestinya bantuan meja dan kursi tersebut tidak berada di kedai atau gudang tetapi di tangan pedagang pemilik lapak penerima bantuan.
“Jangan sampai itu sudah dijual belikan atau lain sebagainya, sehingga ketika ini muncul tiba-tiba ada yang mengatakan barang ini masih disimpan. Apa masalahnya sehingga tidak didistribusikan, padahal saat Sail, pedagang sangat membutuhkan bantuan itu,” ujarnya.
“Kalau ada yang bilang barangnya ada dan disimpan karena saat pendistribusian tidak menemukan pedagang, itu alibi yang sangat tidak masuk akal. Pedagang itu warungnya tidak berjalan, warungnya tidak bergerak, seluruh lapak pedagang berada di situ dan dia permanen dan berdiri di situ. Jika sekali didatangi dan kemudian tidak ada, pasti kan di waktu yang lain pedagang itu ada, apalagi pada saat bersamaan itu dilangsungkannya Sail Tidore yang suasananya sangat ramai dengan kedatangan ribuan pengunjung,” tambahnya.
Dade juga menyesalkan sikap Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Malut, Tahmid Wahab, yang seharusnya melakukan pengawasan terkait penyaluran bantuan tersebut.
“Mestinya Kepala Dinas itu dia sebagai penanggung jawab proyek ini, tahu benar tentang pengadaan barang ini, seharusnya dia melakukan pengawasan. Kalau dia tidak melakukan pengawasan dan membiarkan proyek ini begitu saja, apa adanya, biasa-biasa saja, maka patut diduga dia juga terlibat, dia tahu tentang ini, dia tahu tentang masalah ini, dia tahu tentang penggelapan ini, tetapi dia diam yang artinya dia tahu dan turut serta,” tambahnya. (ute)
Jangan Ketinggalan Berita Fajar Malut di Channel WhatsApp.
(tekan disini untuk bergabung)