Sementara itu Ketua panitia Yaheskiel mengatakan, Tradisi potong tamo ini mempunyai nilai-nilai filosofi tentang persaudaraan dan kekeluargaan yang harus di lestarikan oleh kita semua
“Tamo tersebut terbuat dari bahan-bahan seperti beras biasa, beras pulo, gula merah dan santan kelapa yang dibuat berbentuk kerucut kemudian dipotong dan dibagikan untuk dimakan bersama sebagai simbol kebersamaan,” kata Yaheskiel.
Yaheskiel menambahkan, tujuan dari acara ini adalah untuk mempertahankan kearifan lokal dan melestarikan budaya sebagai kekayaan budaya bangsa sebab didalamnya terkandung nilai-nilai moral tentang cinta kasih dan persaudaraan. (hms)
Jangan Ketinggalan Berita Fajar Malut di Channel WhatsApp.
(tekan disini untuk bergabung)