Ini Pesan Tokoh Pemekaran Haltim ke Pemkab

Para tokoh pemekaran Kabupaten Haltim

MABA – Pelaksanaan Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar oleh bagian kearsipan dan perpustakaan Sekretariat Daerah Halmahera Timur (Setda Haltim) Kamis, (18/11/2021) mendapat titipan dari para tokoh muda yang juga selaku pelaku perjuangan pemekaran Kabupaten Haltim.

Kegiatan yang mengusung tema Jejak Rekam Perjuangan Kabupaten Halmahera Timur, kendati banyak pejabat daerah maupun DPRD dan pegawai yang tidak hadir, akan tetapi mendapat apresiasi dari para tokoh pejuang pemekaran atas terlaksananya kegiatan itu.

Selain apresiasi, para tokoh pemekaran juga menitipkan pesan kepada Pemerintah Haltim di bawah pimpinan Bupati Ubaid Yakub dan Wakil Bupati Anjas Taher.

Bunghae Kiye salah satu Tokoh Muda Pemekaran Kabupaten Haltim pada kesempatan itu menyarankan kepada Pemkab Haltim agar kegiatan tersebut sangat baik, dimana bicara terkait perjuangan pemekaran harus menjadi agenda khusus Pemkab agar bisa menjadi bahan refleksi bagi generasi muda, para PNS maupun masyarakat Haltim.

“Kami menyarankan agar kegiatan seperti ini dibuat secara besar besaran jangan cuma di Haltim harus juga di Halteng (Halmahera Tengah)  sampai di tingkat seminar,” pinta Bunghae. Kata Bunghae, generasi global sekarang ini tidak lagi berminat cerita yang dalam bentuk diskusi, ia membuktikan dengan adanya peserta yang ikut dalam kegiatan tersebut tidak cukup 50 orang.

Tak hanya itu, Bunghae juga meminta kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati Ubaid-Anjas agar mereka para pelaku pejuang yang berstatus PNS sekiranya Pemkab memberikan mereka penghargaan khusus melalui karir dan profesi sehingga tidak terkesan para pelaku pemekaran dimarjinalkan.

“Kami tidak jadi soal, akan tetapi teman-teman kami yang PNS setidaknya diberikan penghargaan atau semacam kedudukan yang memadailah, ini bentuk penghargaan pemerintah kepada para tokoh pejuang,” tambahnya.

Sebab kata Bunghae, ada banyak rekan-rekan pelaku perjuangan Haltim yang saat ini PNS, akan tetapi hanya sebatas staf biasa mulai dari Haltim dimekarkan hingga saat ini. Hal yang sama juga disampaikan Abubakar Manuai yang juga pelaku pemekaran, dimana Abubakar mengaku perjuangan Halmahera Timur mulai dari perjuangan pemekaran hingga kini  Abubakar belum puas dengan  apa yang ia perjuangkan.

Kata ABM, sapaan Abubakar Manuai ada banyak hal dari Pemkab Haltim yang terkesan mengabaikan  nilai dan semangat perjuangan para tokoh pemekaran.

Ia menyarankan Pemkab Haltim dalam menghargai para tokoh pemekaran, apalagi yang sudah meninggal dunia, setidaknya Pemkab mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur tentang penamaan jalan di pusat pemerintahan dengan menggunakan nama para tokoh yang sudah meninggal dunia.

Selain itu, lanjut dia terkait dengan program pembangunan yang dirancang oleh pemkab Haltim, Pemkab harus terus membangun diskusi dan dialog dengan para tokoh dalam rangka penyatuan dan keselarasan ide dan gagasan dalam membangun Haltim.

“Hingga saat ini dari lubuk hati kami, bahwa kami masih sangat ingin berjuang dan membangun Haltim, kami bukan penikmat Kabupaten, kami pelaku pemekaran kabupaten ini,” tegas ABM.

Terpisah, Isaac Idrus Djaelani pada kesempatan itu meminta kepada badan yang menggelar kegiatan tersebut agar dapat menjadikan kegiatan tersebut sebagai kegiatan rutin, sementara untuk anggaran dirinya meminta agar bagian kearsipan dapat menganggarkan dan mengajukan untuk dibahas oleh DPRD.“Intinya kegiatan kita pada hari ini (kemarin) belum ada kesimpulannya ini hanya sekedar intermezo dan bagian dari informasi dan dokumentasi bagi Bagian Arsip dan Perpustakaan,” kata Isaac menutup. (hmi)

Berita Terkait