TIDORE – Dalam rangka menyambut Sail Tidore 2022, yang akan diselenggarakan pada November mendatang.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Republik Indonesia, bakal mendorong pulau Maitara sebagai icon wisata Maluku Utara (Malut).
Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Desa dan PDTT, Taufik Madjid saat ditemui wartawan media ini, di desa Maitara Tengah, Kecamatan Tidore Utara, usai melakukan rapat koordinasi pembangunan dan pengembangan desa wisata dalam mendukung Sail Tidore 2022. Sabtu, (28/5/22).
“Kami akan berkoordinasi dengan kementerian lembaga untuk sama-sama berkolaborasi menjadikan pulau Maitara, sebagai icon wisata Maluku Utara,” ujar Taufik, yang juga merupakan panitia Sail Tidore dari pemerintah pusat, di bidang seni, budaya, olahraga dan wisata bahari.
Ia melanjutkan, pelaksanaan Sail Tidore, sesungguhnya dilakukan pada September, hanya saja, di momentum tersebut bertepatan dengan satu agenda nasional yakni Presidensi Group Of Twenty (G20) yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
Untuk itu, pelaksanaan Sail Tidore kemudian dimundurkan pada November, agar Presiden juga dapat menghadiri kegiatan tersebut, pasalnya Sail Tidore, juga merupakan agenda nasional yang telah ditetapkan pemerintah pusat.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Desa (Kades) Maitara Tengah, Muchlis Malagapi, mengatakan atas nama masyarakat se pulau Maitara, mengucapkan banyak terimakasih atas kedatangan Sekjen Kemendes dan rombongan di Pulau Maitara, hal itu merupakan peristiwa berharga, karena pertama kalinya, Kementerian Desa, datang di Pulau Maitara untuk merespon kegelisahan masyarakat Pulau Maitara.
Untuk menjadikan Maitara sebagai icon wisata Malut, kata Muchlis, sejalan dengan konsep pembangunan yang dicanangkan Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, dibawah kepemimpinan, Ali Ibrahim dan Muhammad Sinen, olehnya itu, ini merupakan bukti sinergitas antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
“Tidak ada yang mustahil untuk menjadikan Maitara sebagai icon wisata Malut, apalagi yang berbicara adalah Sekjen, sehingga kami kepala desa di Pulau Maitara, sangat mendukung apa yang menjadi gagasan besar dari Sekjen,” tuturnya.
Sementara, mewakili Walikota Tidore Kepulauan, Marjan Djumati selaku Staf Ahli Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan mengatakan, pulau Maitara merupakan pulau yang diabadikan dalam mata uang Indonesia, yang juga menyimpan sejarah kolonial bagi masyarakat Indonesia, karena pulau Maitara merupakan pulau pertama yang didatangi bangsa Portugis. Bahkan nama Maitara, itu bermula dari Bahasa Portugal yakni “Mihara” dengan arti, keindahan alam yang mempesona.
Saat ini, kata Marjan, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, intens berkomunikasi dengan Kementerian dan lembaga terkait dalam rangka menyiapkan segala dukungan sarana maupun prasarana pelaksanaan Sail Tidore 2022, tentunya program pembangunan dan pengembangan desa wisata oleh Kementerian Desa melalui bantuan pengembangan objek wisata di desa Maitara Tengah, sangat membantu pemerintah daerah dan masyarakat Kota Tidore.
“Dari 49 desa di Kota Tidore Kepulauan, terdapat 16 desa yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai desa wisata, yakni 4 desa di pulau Maitara, 2 desa di Pulau Mare, 10 desa di daratan halmahera. Untuk itu, kami berharap ini bisa menjadi perhatian serius dari Kemendes agar bisa membantu pemerintah daerah dalam rangka pengembangan desa wisata, di Tidore,” jelasnya. (hms/ute)
Jangan Ketinggalan Berita Fajar Malut di Channel WhatsApp.
(tekan disini untuk bergabung)