TERNATE – Pemkot Ternate melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate sudah mengidentifikasi sebanyak 25 titik sumber mata air potensial di Kota Ternate, dari 25 titik sumber mata air itu hanya satu titik yang telah digarap oleh warga yakni di Kelurahan Tanah Tinggi Barat, yang jaraknya 20 meter dari jalan utama.
Kabid Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Kota Ternate Syarif Tjan mengatakan, pihaknya melakukan identifikasi sumber air dan sampai kini pihaknya mendapat informasi sekitar 25 sumber mata air, yang berada di Ternate Utara, Ternate Barat, dan Ternate Selatan dan Pulau Ternate.
“Jumlah sumber mata air secara keseluruhan di Ternate berjumlah 18 mata air yang belum digarap, yang ditinggalkan begitu saja,” katanya, saat meninjau sumber air Ake Lahi di Kelurahan Tanah Tinggi Barat pada Senin (2/1/2023).
Sementara terdapat satu sumber mata air yang telah digarap oleh warga yakni di Ake Lahi, terletak di RW 04 RT 09 Lingkungan Maliaro Kecil, Kelurahan Tanah Tinggi Barat.
Dari hasil identifikasi ini nantinya kata Syarif, Dinas Lingkungan Hidup akan melakukan konservasi tujuannya untuk melindungi sumber mata air tersebut.
“Dari konservasi itu kita harapkan nanti kedepan PDAM dapat menindaklanjuti menjadi sumber mata air baru, karena dia berada di gunung sehingga tidak membutuhkan energy pompa, tapi cukup dengan energy gratifikasi,” ungkapnya.
Menurut dia, di Ake Lahi Tanah Tinggi Barat sendiri saat ini sudah melayani 9 unit rumah dan 1 masjid. “Kita melakukan konservasi dengan melakukan penanaman pohon sagu, setelah kita mendeteksi lahan sumber mata air tersebut. Harapannya Pemkot melalui dapat melakukan pembebasan lahan kalau itu berada dilahan milik warga,” tandasnya.
Dari data Dinas Lingkungan Hidup Kota Ternate berdasarkan hasil identifikasi sumber air potensial di Kota Ternate ditemukan 25 titik lokasi sumber air diantaranya Ake Sako Kelurahan Tubo, Ake Lisbet Kelurahan Jati, Ake Lahi / air lobang dua Kelutrahan Tanah Tinggi Barat lingkungan Maliaro Kecil, Ake Hula Kelurahan Fitu, Air Tege Tege Kelurahan Tongole, Air Balanda dan Air Guraci, Ake Abdas Kelurahan Marikurbu, Ake Monge Kelurahan Afe Taduma, Ake Sell Kelurahan Rua, Ake Ganefo Kelurahan Taduma, Ake Sonoto Rua, Ake Ngade Sone terletak di perbatasan Koloncucu-Kasturian, Akeboki, Ake Kananga, Ake Huda Kelurahan Tadenas Kecamatan Moti, Ake Tafaga, Ake Mayau, Ake Santosa, Ake Gale, Ake Sahu Tobololo, Ake Lahi Kadaton Ici, Ake Bobo, Ake Diahi, Ake Loto, dan Ake Lantuhu Maliaro.
“Hasil identifikasi ini nantinya akan dilakukan konservasi untuk menjaga ketersediaan air tersebut, sehingga ini bisa terjaga dan membantu masyarakat dalam mendapatkan air bersih,” terangnya.
Ketua RW 04 Kelurahan Tanah Tinggi Barat Gafur Rope mengatakan, pihaknya bersama sejumlah warga lain sudah mengarap ake lahi dengan membangun bak penampung secara swadaya atas bantuan dari salah satu pengusaha, dan kini sumber mata tersebut sudah melayani 9 unit rumah dan masjid.
“Mata air ini sudah lama sejak dulu, dan tidak dikelola sehingga kami kemudian meminta bantuan salah satu kontraktor untuk bantu fasilitasi, dan beliau merespon dengan membantu biaya pembuatan bak penampungan dan membeli pipa,” jelasnya.
Dikatakannya, air yang dialirkan ke pemukiman warga menggunakan system grafitasi, dimana ada dua mata air itu disambungkan ke pipa untuk disalurkan ke pipa penampung dan didistribusi ke pemukiman warga. “Sumber air ini meskipun dimusim kemarau tidak kering, Alhamdulillah kami saat ini sudah mengalirkan ke 9 rumah dan masjid,” tegasnya.(cim)
Jangan Ketinggalan Berita Fajar Malut di Channel WhatsApp.
(tekan disini untuk bergabung)

