TERNATE – Pedagang makanan, mulai menyerobot lahan terminal Gamalama yang saat ini masih dalam proses renovasi oleh Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kota Ternate.
Renovasi terminal Gamalama ini, dilakukan dinas PUPR pada Januari 2019 lalu untuk sisi utara, sementara sisi selatan akan dilanjutkan pekerjaannya pada tahun ini. Meski tahap satu telah selesai dikerjakan, namun lokasi itu belum bisa difungsikan karena masih ada pekerjaan lanjutan
Amatan dilapangan, terlihat sejumlah pedagang makanan sudah mulai beraktifitas, bahkan lantai terminal yang dicor dipakai pedagang, di beberpa titik terpantau sudah di kapling pedagang, bahkan gerobak maupun barang dagangan sudah banyak dilokasi yang awalnya kumuh itu, Dishub beralasan kalau pihaknya belum mengijinkan.
Kepala Seksi Terminal Zulkarnain Baso dikonfirmasi mengatakan, tenda yang didirikan itu sudah diminta untuk dibongkar, karena pihaknya belum ijinkan, namun itu dipasang oleh pedagang. “ Torang cuma ukur dorang pe tempat, tapi belum suru bangun, jadi torang sudah suru bongkar, sehingga ada tunggu pemiliknya suru pindahkan gerobak,” ungkapnya, Senin (10/2).
Sesuai data yang dikantongi, kata dia, untuk pedagang makan berjumlah 15 orang dan sisanya itu pedagang gorengan. “Belum diberikan ijin untuk mereka,” tegas dia.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Kota Ternate Faruk Albaar menuturkan, untuk pedagang ini belum bisa berjualan, karena hanya membuka untuk mobil angkutan dan pedagang ini sudah dilarang, sebab belum diserahkan oleh Dinas PUPR. “Jadi harus dikeluarkan mereka ini, baik di tempat lama maupun baru, sekarang tempat yang mau di taru mereka ini kita kesulitan,” ucapnya.
Namun dia menyebutkan, pihaknya akan menyiapkan lokasi yang bisa ditempati pedagang ini, namun untuk saat ini belum bisa ditempati pedagang. “Jadi saya langsung turun ke terminal,” tegas dia.
Terpisah Kepala Dinas PUPR Kota Ternate Risval Tribudiyanto dikonfirmasi mengatakan, pembangunan terminal yang dilakukan oleh Dinas PUPR adalah pekerjaan tahapan, pada sisi Utara adalah pekerjaan tahun anggaran 2019, tahun 2020 ini PUPR fokus untuk pembangunan sisi selatan terminal. “Pekerjaan terminal menggunakan sistem jalan beton atau dikenal dengan rigid pavement. Memang dalam juknis sesuai permenhub, sarana penunjang termasuk ruang tunggu dan lapak adalah termasuk yang harus disediakan di kawasan terminal, namun untuk tahun 2020 ini karena keterbatasan dana, maka belum bisa dilaksanakan, karena bertahap pekerjaannya, akan dilanjutkan ditahap berikut,” katanya.
Dikatakannya, karena belum dibangun oleh PUPR, maka kalaupun akan dilakukan pembangunan bangunan sementara bisa saja dilakukan, namun tentunya wajib meminimalisir kerusakan konstruksi yang telah terbangun dan bangunan yang sementara itupun harus memenuhi standar pembangunan. “Jangan sampai terkesan kumuh lagi seperti sebelumnya. Jadi pembangunan bangunan sementara untuk pedagang bisa saja dilakukan, namun harus terkoordinir, baik itu bentuk bangunan sementaranya dan lokasinya, agar tidak lagi nampak kumuh. Karena penataan kawasan terminal ini anggarannya miliaran, tentunya kalau kelihatan kumuh, maka output kegiatan penataan tidak nampak,” pintanya.(cim)
Jangan Ketinggalan Berita Fajar Malut di Channel WhatsApp.
(tekan disini untuk bergabung)
Berikan Komentar pada "Pedagang Serobot Lahan Terminal Gamalama"