TERNATE – Jabatan kepala sekolah pada SD Negeri 56 Kota Ternate yang terletak di kelurahan Tubo kecamatan Ternate Utara, yang kini dijabat oleh Jumiyanti Hasan terancam dicopot.

Ini setelah Jumiyanti dalam pemeriksaan terbukti melakukan pemalsuan tandatangan guru dan bendahara untuk pencairan dana Bosda selama dua bulan, berdasarkan pengakuannya saat diperiksa oleh tim pemeriksan kepegawaian (TPK).

Kepala BKPSDMD Kota Ternate Samin Marsaoly mengatakan, pemeriksaan terhadap Kepsek pada SD Negeri 56 Kota Ternate atas nama Jumiyanti Hasan sudah dilakukan pada Kamis (17/6/2022) kemarin, berdasarkan laporan resmi yang diterima.

“Dimana yang bersangkutan mengakui memalsukan tandatangan guru untuk pencairan dana Bos,” katanya Jumat (17/6/2022).

Bahkan kata Samin, pernyataan yang disampaikan Jumiyanti sebelumnya kalau pemalsuan tandatangan itu untuk menyelamatkan pencairan Bosda, itu tidak benar.

“Karena yang pasti itu yang bersangkutan memalsukan tandatangan beberapa orang guru dan bendahara untuk mencairkan dana Bos, dan itu diakui sesuai dengan hasil pemeriksaan,” ungkapnya.

Menurut Samin,  pihaknya sudah  memutuskan dan dalam waktu dekat setelah Wali Kota kembali ke Ternate akan mengambil langkah.

“Paling kecil sekali yang bersangkutan diberhentikan dari Kepala Sekolah, tapi semua itu bergantung dari pak Wali Kota selaku PPK apakah dikenakan disiplin atau dibebaskan dari jabatan kepala sekolah” tandasnya.

Ditegaskan Samin, hal ini sudah melanggar kode etik sebagai ASN, sebab mekanismenya lanjut dia, sebelum pencairan dana Bosda harus lebih dulu dibentuk tim. Selain itu dalam pengelolaan dana Bosda juga dinilai kepsek tidak transparan.

“Kita berharap ini kasus yang terakhir kali, karena BKPSDM tidak main-main dengan kasus seperti ini,” tegasnya.

Kepsek pada SD 56 ini dalam pemeriksaan disebut, sangat koperatif menghadiri panggilan tim pemeriksaan, dan mengakui sudah dua bulan dicairkan dana Bosda SD 56 Kota Ternate dikelurahan Tubo senilai 16 juta lebih.(cim)