Selamat Menyambut Perayaan Fanten 2022

Ketika tiba waktunya untuk dijedah (waktu istirahat sejenak) kira – kira disepersatu hingga seperdua malam, yang oleh masyarakat setempat disebut dengan “Asrakal”.

Sembari menyantap sajian berupa makanan khas lokal masyarakat Patani yang disediakan oleh mama – mama dimasing – masing rumahnya, kemudian disediakan  untuk disantap bersama, sebagai rasa syukur atas kelahiran nabi, juga sebagai permunajatan atas segala berkah yang Allah SWT berikan, sehingga hasil bumi berupa tumbuh – tumbuhan dan makanan yang ada bisa mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Dalam selang jedah itulah, Sangadji, Kepala Desa, maupun para tetuah dan masyarakat, kemudian bermusyawarah untuk memastikan, apakah perayaan maulid nabi, akan dilanjutkan ke tahap berikutnya (Fanten), ataupun tidak.

Jika kesepakatannya adalah dilanjutkan, maka Sangadji kemudian mengutus beberapa utusan untuk bertandang ke Masjid Desa Kipai (Kedudukan Kapita Lao Poton), guna menyampaikan hasil pertemuan Sangadji dengan para jamaah yang ada di masjid Wailegi.

Jika pesan yang dibawah oleh utusan Sangadji telah diterima dan disetujui oleh Kapita Lau Poton beserta para jamaahnya, maka pada pagi harinya, setelah ritual pelepasan coka iba dilaksanakan, kedua belah pihak (Sangadji dan Kapita Lao Poton) lalu memerintahkan masyarakatnya, untuk menabuh beduk yang dinamai dengan tatabua sebagai penyampai informasi kepada masyarakat di kedua desa, bahwa Fanten akan dilaksanakan.

Panitia kecil pun dibentuk oleh kedua desa, dengan tugas untuk mendata peserta yang akan ikut dalam acara Fanten juga dalam rangka mempersiapkan segala kesiapan yang menyangkut dengan teknis pelaksanaan perayaan tersebut.

Biasanya, yang menjadi tuan rumah duluan adalah desa yang dihuni oleh Sangadji Poton (Desa Wailegi) sehingga masyarakat Wailegi lah yang lebih dahulu menyiapkan benteng penyambutan, sibua (tenda untuk tempat dilangsungkannya dzikir Fanten, juga hiasan untuk jamuan sore hari, kepada kafilah dari desa Kipai, serta kesiapan lain yang disiapkan oleh mama – mama dari Desa Wailegi berupa makanan, juga aneka ragam kue, yang akan dihantarkan kepada para tamu asal Kapita Lao Poton bersama bala dan kawasanya.

Berita Terkait