Jumlah dalam kepersertaan tidak dapat dibatasi, asalkan jika peserta dari Desa Wailegi berjumlah 100 peserta, maka desa Kipai pun, harus juga sebanyak 100 peserta.
Hal ini dimaksudkan agar kepesertaan yang ada masing – masing bisa mendapatkan pasangannya. Sementara waktu dalam pelaksanaan perayaan Fanten ini batasnya tidak harus melewati bulan Rabiul Awal.
Setelah disepakati waktu pelaksanaan untuk para peserta dari Desa Kipai bertandang ke Desa Wailegi diwaktu pagi pada ketetapan pelaksanaan, Kapita Lau kemudian mengutus beberapa peserta Fanten dari desanya, dengan menggunakan berbagai macam farian pakaian, baik pakaian adat perang, pakaian seragam maupun pakaian lain yang disesuaikan dengan maksud dan inti sari dari adanya pembuatan benteng yang terdapat di Desa Wailegi, yang memiliki maksud untuk mengecek dan memastikan sejauh mana, kesiapan yang telah masyarakat Wailegi dalam menyambut tamu agung asal Desa Kipai tersebut.
Kegiatan ini oleh masyarakat setempat, dinamai dengan sebutan periksa benteng. Usai dari diadakannya pemeriksaan benteng oleh jamaah Fanten dari Desa Kipai, barulah pada pukul 13. 30 Wit, Sangadji Poton lalu memerintahkan utusannya yang tergabung dalam pasukan Soldado dengan jumlah pasukan sebanyak 44 orang (terdiri dari perempuan yang saudara dan orang tua laki – lakinya adalah peserta) ditambah dengan 2 orang laki-laki dengan menggunakan pakaian adat Patani (laki-laki dengan balhada dan tuala di atas kepala, perempuan dengan seragam pengawal Sangadji).
Mereka ini berkeling Desa Kipai sebanyak tiga kali putaran. Setiap sekali putaran, mereka berhenti dirumah Kapita Lau Poton, Imam Kipai dan Imam Keling, dan juga rumah kepala Desa Kipai, guna menyampaikan suba dan salam dari Sangadji Poton, untuk pada sore hari ini perjamuan Fanten akan dan sudah siap untuk dilaksanakan.
Biasanya, pada putaran yang ketiga, ketika pasukan saldado akan tiba di Desa Wailegi berselang beberapa menit kemudian, tamu agung yang berasal dari Desa Kipai (peserta Fanten) lengkap dengan pakaian adat mereka, akan juga tiba di benteng Wailegi. Dan disaat itu pula tuan rumah telah menyambut para tamunya di depan benteng Wailegi.
Jangan Ketinggalan Berita Fajar Malut di Channel WhatsApp.
(tekan disini untuk bergabung)