Tolak Reklamasi, Jalan Dipalang

TERNATE – Warga RT 07 dan 08 RW 03 kelurahan Sangaji, kecamatan Ternate Utara menolak proyek  reklamasi yang dilakukan Pemkot Ternate di wilayah tersebut. Penolakan warga ini dilakukan melalui aksi pemalangan jalan masuk ke proyek reklamasi Salero Dufa dufa pada Senin (26/1). Protes ini karena warga beralasan reklamasi membuat sebagian warga yang berprofesi sebagai nelayan aktifitasnya terganggu.

“Ini karena akses keluar masuk perahu nelayan itu terganggu akibat penimbunan itu, ketika musim ikan kita agak kesulitan, apalagi kalau sudah keluar dan air surut, kita sangat kesulitan karena harus parkir lagi di luar, sehingga kadang mesin hilang dicuri,” ucap Mochtar, warga  Sangaji, kemarin.

Kata dia, sebelumnya sudah ada pertemuan dari Pemkot menjanjikan dibuatkan jembatan darurat, namun sampai saat ini tak kunjung dibuat. “Kita diminta perahu parkirnya di DOK, itu yang kita tidak mau jangan sampai perahu hilang,” tandasnya.

Aksi ini mendapat respon Dinas PUPR sebagai instansi teknis, dengan langsung turun ke lokasi, namun hal ini belum ada titik temu. Kepala Dinas PUPR Kota Ternate Risval Tribudiyanto mengatakan, tuntutan warga ini sudah direspon, tapi masyarakat berkeinginan bertemu langsung dengan Wali Kota. Padahal apa yang menjadi tuntutan warga itu nanti akan dibuat, tapi hal itu harus ditimbun dulu baru dibuatkan jembatan. “Tapi masyarakat tetap bersikeras, sehingga menutup akses jalan masuk,” ungkapnya.

Sikap warga yang menutup akses jalan masuk ini, maka proses pekerjaan reklamasi saat ini dihentikan, langkah ini untuk mengantisipasi tidak terjadi benturan saat proses pekerjaan dilaksanakan. “Kalau di perencanaan sudah ada, tapi masyarakat mau langsung kelihatan. Padahal ini masih satu sisi (penimbunan di bagian utara) kan tidak akan mungkin dibuatkan jembatan di sisi yang satu saja, karena harus dua sisi dulu baru dibuatkan jembatan, karena disana itu peruntukannya untuk jalan, sehingga kita sudah perhitungkan itu, sebab ada jalur drainase yang masuk ke situ sehingga harus dibuka,” tandasnya.

Untuk pembangunan reklamasi Salero-Dufa Dufa ini, berbeda dengan kawasan Kayumerah Kalumata, sebab untuk reklamasi salero-dufa dufa hanya peruntukan bagi jalan dengan volumenya ditaksir panjang 1.2 km, dengan lebar 15 sampai 20 meter. Bahkan dalam proses pekerjaan, kata Risval, pihaknya sudah membuka akses keluar masuk perahu nelayan bahkan itu bisa dibuktikan di lapangan. “Jadi walaupun sudah mendengar penjelasan teknis dari PU, tapi mereka belum mau terima dan mau ketemu langsung dengan pak Wali,” terang dia.

Terpisah, Anggota Komisi III dari Fraksi NasDem, Nurlela Syarif menilai, aksi protes yang bermunculan sekarang adalah dampak dari lemahnya peran Camat, Lurah, RT dan RW mensosialisasikan program pembangunan pemerintah daerah kepada warga setempat.

Menurut dia, meski akhirnya ditentang karena berdampak pada masyarakat, namun proyek reklamasi yang dikerjakan oleh Pemerintah Kota di Kelurahan Sangaji itu harus diakui sebagai bentuk itikat baik Pemerintah dalam pembangunan kawasan. Karena itu, dia minta Camat, Lurah dan perangkat dibawahnya bisa meminimalisir konflik tersebut.”Kemungkinan besar dalam analisa awal kami, tidak ada pro aktif dari pemerintah setempat dari persolan strategis tersebut. Dari awal iktiar kami dari Komisi III, kami mengitiarkan berkaitan dengan reklamasi itu didalam pelaksanaannya harus ada juga unsur masyarakat,” ujarnya.

Kata dia, lantaran tak ada proaktif pemerintah tingkat bawah kepada warga itulah, yang akhirnya pekerjaan yang sudah berjalan ditolak warga karena merekalah yang akan terkena dampak secara langsung. “Persoalan reklamsi itu masyarakat yang harus diuntungkan karena mereka yang terkena  dampak  lingkungan maupun menyangkut berbagai aspek lainnya,” katanya.

Pemerintah Kelurahan, kata Nurlela harus melakukan komunikasi dan sosialisasi terkait manfaat reklamasi melalui jarigan kepemudaanya, tokoh masyarakat yang diakui sebagai  fokal poin. “ Ketika ada persoalan persoalan itu, maka sudah diproteksi sedini mungkin,” ucapnya.Diakuinya, sejauh ini Komisi III melalui anggota daerah Pemilihan (Dapil) Kecamatan Ternate Utara sudah cukup proaktif membangun komunikasi kepada masyarakat terkait proses reklamasi sehingga berjalan dengan lancar.”Sudah ada komunikasi kami dengan masyarakat . Yang kami ingin telusuri adalah apa keluhan mereka dan apa  yang mereka harapkan dan inginkan ? nah ini yang belum terproteksi Komisi III secara maksimal ,” tutup Nela sembari berjanji dalam waktu dekat pihaknya akan meninjau lokasi reklamasi di Kelurahan Sangaji. (nas/cim)

Berita Terkait

Berikan Komentar pada "Tolak Reklamasi, Jalan Dipalang"

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*