Diduga Jalin Hubungan Terlarang, Puskesmas Lolobata Dipalang

Puskesmas Lolobata yang dipalang

MABA – Diduga menjalin hubungan terlarang oleh oknum dokter dan sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Timur (Haltim) Puskesmas Lolobata Kecamatan Wasile Tengah dipalang.

Sekertaris Dinas Kesehatan inisial AS dan dokter RS yang merupakan dokter kontrak diduga menjadikan rumah dinas puskesmas Lolobata yang bersebelahan dengan Puskesmas untuk menjalin asmara tanpa status yang jelas.

Mengetahui hal itu warga Desa Boki Ma’ake, Kecamatan Wasile Tengah mendatangi rumah dinas sekitar pukul 20.00 wit Senin (21/09/20). Terlihat tokoh adat serta sejumlah pemuda mendatangi rumah dinas namun AS dan RS tidak berada di rumah dinas atau puskesmas, sehingga warga harus menunggu hingga beberapa jam. Setelah sekian lama menunggu mereka berdua tak kunjung datang, sehingga warga memilih lakukan pemalangan pintu Puskesmas di mana tempat RS pernah melakukan tugas.

Dimana warga sering melihat AS yang merupakan sekretaris dinas kesehatan berkantor di rumah dinas puskesmas Lolobata. AS dan RS diketahui masih berstatus lajang, namun RS masa kontrak sebagai dokter telah berakhir sejak akhir 2019 lalu sesuai surat tanda registrasi.

Bahkan Kadis Kesehatan Kabupaten Haltim Fita Sangaji pernah mendatangi rumah dinas.

“Keberadaan dokter RS yang kembali menempati rumah dinas Puskesmas Lolobata dirinya selaku Kepala Dinas Kesehatan tidak mengetahui itu,” katanya. RS yang telah habis masa tugas harunya meninggalkan rumah dinas dokter, namun RS kembali menempati karena ada surat ijin dari AS selaku sekertaris dinas kesehatan yang tak lain kekasih RS.

“Kampung ini masih bertuan dan masih berleluhur, tentu prilaku tak senono yang dilakukan tidak disukai para leluhur, lebih umumnya hal ini akan mendatang petaka,” ucapnya Safrudin Ahadin yang merupakan tokoh adat setempat. Selang beberapa jam AS dan RS kemudian tiba di rumah dinas. Mendengar permintaan warga agar AS dan RSsegera di nikahi, AS menyanggupi hal itu. Bahkan AS meminta sesegara mungkin untuk dilakukan. Akan tetapi AS dan RS di ketahui saat ini beda Agama, sehingga sulit untuk dinikahi.

Perdebatan yang tidak ada habisnya, Danspos Wasile Tengah Bripka Arnijhon akhirnya menyarankan untuk sementara AS dan RS tidak lagi bersama untuk sementara waktu.

“Sebab pemalangan pintu ini adalah ekspresi atau tuntutan masyarakat agar AS dan RS  belum bisa bersama menunggu hingga apa kepastian yang jelas,” kata Danpos Wasile Tengah.

Lebih lanjut pihaknya akan berkordinasi dengan pimpinan Dansektor Wasile Tengah untuk memanggil guna menyelesaikan masalah bersama masyarakat Desa Boki Ma’ake. (cr-04)

Berita Terkait