Selamat Menyambut Perayaan Fanten 2022

Selepas dari pembacaan doa awal yang diringi dengan siloloa dari tetua adat, para tamu kemudian diajak oleh masing-masing kawan dari jamaah Fanten Desa Wailegi ke tempat perjamuan sore yang telah disediakan sebagai tempat untuk menyantap hidangan ringan seperti kopi, teh, maupun minuman yang terbuat dari buah-buahan disertai makanan ringannya.

Sembari saling bercengkrama juga untuk memastikan pelayanan serta ala kadar dan kesiapan serta kebutuhan para tamu, yang nantinya akan menjadi keperluan mereka, pada saat dzikir dilangsungkan nanti.

Usai dari perjamuan sore tersebut, para kafilah Desa Kipai ini kemudian berpamitan untuk kembali ke desa mereka guna menyiapkan diri, untuk kembali pada malam hari demi untuk menunaikan tugas yang telah diemban, yakni melantukan dzikir, maupun sholawat yang diiringi saut, kabata, denge, dan juga irama kleley, dari ba’ada isya, hingga matahari terbit nanti.

Kembalinya para kafilah dari Desa Kipai di sore hari itu juga, menjadi penanda, bahwa segala ala kadar yang telah dipersiapkan oleh kawan mereka dari Desa Wailegi, kemudian pada saat itu pula, segalanya diantar ke rumah peserta dari desa Kipai, sesuai dengan orang yang telah menempati tempat duduk mereka.

Pada malam harinya, Sangadji yang merupakan tuan rumah dari permulaan perayaan Fanten ini, kemudian memerintahkan kembali para utusannya yang disebut Saldado tadi untuk kemudian melaksanakan tugas malamnya, seperti pula yang telah dilaksanakan pada sore hari badi.

Untuk acara malam tak ada lagi serangkaian seremoni seperti yang dilakukan pada acara sorenya.
Kafilah Kipai datang hanya dengan tarian soya – soya yang diiringi dengan taburan rebana serta saut – saut keagungan dan disambut pula dengan tarian yang sama oleh peserta Fanten dari Desa Wailegi untuk selanjutnya dipersilahkan masuk ke dalam sabua, seperti yang telah dilakukan pada sore harinya, dengan menduduki kursi yang telah dipilih pada sore hari tersebut untuk melaksanakan tugas mereka hingga pagi nanti.

Berita Terkait