TERNATE – Dari sejumlah kebutuhan pokok yang ada di Kota Ternate, hanya beras yang mengalami kenaikan harga sebesar Rp1.000 per kilogram, dari harga sebelumnya. Hal ini bukan akibat dari kenaikan BBM namun karena musim panen, meski begitu ketersediaan stok di sejumlah distributor yang ada di Kota Ternate aman sampai akhir tahun 2022.
Nona Yohanes perwakilan toko Firma Agung mengatakan, untuk gula maupun terigu belum ada pemberitahuan kenaikan harga, pihaknya hanya mendapat informasi penggilingan bahwa ada kenaikan harga beras, per kilogram sebesar Rp1.000.
“Tapi katanya itu bukan akibat dari kenaikan BBM, tapi karena penggilingannya. Dimana dengan kenaikan Rp1.000 maka 25 kilogram beras itu ada kenaikan sebesar Rp25.000, tapi kami belum mengtikuti mereka secara langsung,” katanya saat rapat bersama TPID, pada Selasa (20/9/2022) kemarin.
Menurut dia, pihaknya meski sudah mendapat informasi kenaikan harga beras itu namun pihaknya masih menaikan tidak secara langsung, tapi secara bertahap.
“Kemarin kami menaikannya 1 sampai 2 persen, jika harga 300.000 kita hanya naikan 5.000 sehingga menjadi 305.000, sehingga kami masih memberikan peluang ke pelanggan kami, kalau stoknya sudah menipis bisa mengambil lebih supaya ketika ada kenaikan tidak terpengaruh dan bisa mendapat keuntungan, sebab kenaikannya bertahap,” ungkapnya.
Sementara untuk harga gula dan terigu kata dia, harganya masih stabil karena belum ada kenaikan bahkan terigu sendiri mengalami penurunan harga, dari harganya sebelumnya Rp270.000 turun ke Rp265.000. “Dari pabriknya (terigu) belum ada kenaikan tapi kita diberikan harga yang dibawah, sehingga kita berikan harga ke pelanggan juga menurun, begitu juga dengan gula belum ada perubahan harga,” tandasnya, sembari menuturkan, ketersediaan stok di gudang yang dimiliki Firma Agung masih cukup tersedia sampai 3 bulan ke depan, bahkan untuk mengatasi harga baru pihaknya juga sudah menyiapkan stok untuk mengatasi itu.
Untuk toko Semarak sendiri, sesuai dengan penjelasan yang disampaikan Susanti Kader menyebutkan, kenaikan harga beras itu karena saat ini bukan lagi musim panen beras, karena musim panennya dimulai pada bulan Maret.
“Jadi biasanya harga beras di bulan maret itu menurun karena musim panen,” ungkapnya.Dikatakannya, kenaikan harga beras itu karena pihaknya mendistribusikan beras dari dua daerah yakni Surabaya dan Makasar, dimana untuk Surabaya sendiri sejak awal bulan sudah ada kenaikan harga sampai Rp1.000 per kilogram, namun pihaknya masih menjual dengan harga normal karena stok yang tersedia masih banyak. Sedangkan untuk terigu sendiri mengalami penurunan harga.
“Karena stok di pabrik banyak sehingga terjadi penurunan harga, sesuai informasi dari sales, namun kita masih akan melakukan penyesuaian harga secara perlahan, sementara gula juga kita masih lakukan penyesuaian,” katanya, sembari mengatakan stok yang tersedia di gudang Semarak aman sampai pada akhir tahun 2022 ini.(cim)
Jangan Ketinggalan Berita Fajar Malut di Channel WhatsApp.
(tekan disini untuk bergabung)