TERNATE –  Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) sudah harus bergerak lebih cepat memutus mata rantai Covid-19. Jika merujuk pada data transmisi local, maka provinsi ini sudah layak mengusulkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Rektor Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Husen Alting yang juga koordinator bidang perencanaan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 mengatakan, dari sisi data kajian, Malut sudah layak mengusulkan PSBB.

Menurutnya, hasil kajian yang pihaknya lakukan sudah diserahkan kepada Pemerintah Provinsi dengan prasyarat yang harus dilakukan, baik oleh Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten dan Kota.

Karena transmisi local sekarang sudah masuk pada generasi keempat berdasarkan hasil analisis epidemologi. Apalagi setiap saat jumlah kasus terus bertambah.

Ini perlu ada pertimbangan seperti pengetatan dari sisi pergaulan, atau pembatasan aktivitas masyarakat, sehingga wabah ini tidak lagi menyebar. Selain itu, sebagai pihak yang ditunjuk menangani perencanaan, ia menyarankan supaya ada juga penanganan dari sisi sosial ekonomi.

“Contoh, klauster Akehuda misalnya itu percepatan kasus luar biasa, cepat dibandingkan dengan klaster bandung. Dimana klaster Akehuda sekarang dari empat menaikan lagi empat tambah lagi satu, sehingga ini sudah memasuki generasi ketiga dan keempat, untuk turunannya kalau analisis epidemologi.

Jadi penulusuran mereka bahwa kekuatan menyebarnya itu justru lebih kuat dibandingkan dengan klaster-klaster yang dari luar,” ucap Husen.

Husen menekankan, transmisi local memiliki daya sebar yang lebih dahsyat. Patokannya bisa saja di Kelurahan Akehuda, Ternate Utara. Karena itu, pihaknya menyampaikan untuk saat pemberlakuan PSBB di Malut sudah sangat layak.

“Sudah sampaikan ke pimpinan gugus, tinggal kemudian mereka melakukan rapat untuk memutuskan kalau itu ditetapkan PSBB, maka  bidang perencanaan akan menulis kembali untuk melengkapi data-data dan sebagainya, tinggal dari pimpinan untuk minat ataukah ada model lain tanpa PSBB bisa,”  katana. (nas)