Catatan 100 Hari Virus Corona Menyerang Malut

Dengan indikator tersebut, gugus tugas menyimpulkan bahwa penularan virus yang pertama kali menyerang Kota Wuhan, China itu masih cukup tinggi di Malut. Karena itu, ia mengimbau warga agar tetap menjalankan protokol kesehatan.

Kasus Baru Bertambah 65 Orang

Pada 2 juli 2020, gugus tugas juga melaporkan ada penambahan kasus baru sebanyak 65 orang dengan sebaran 64 orang dari Halmahera Utara, dan 1 orang dari Ternate. Angka itu menurut dia, didapatkan dari hasil pemeriksaan melalui Polymerase Chain Reaction (PCR) di Rumah Sakit (RS) Siloam Manado, PCR BTKL-PP Manado dan  PCR BBLK Makassar. Sehingga dengan penambahan 65 kasus baru tersebut membulatkan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Malut menjadi 940 orang. Namun ada juga penambahan pada angka pasien yang sembuh. Dikatakan, pada Kamis (2/6/2020) ini, ada penambahan jumlah pasien sembuh sebanyak 5 orang. Mereka adalah pasien kasus 125 (IG) dan kasus 135 (DS) asal Kota Ternate, kemudian kasus 346 (MYM) dan kasus 348 (SB) asal Kepulauan Sula, dan kasus 440 (AM) asal Kota Tidore Kepulauan. “Untuk jumlah kasus meninggal karena Covid-19 sebanyak 31 orang. Kasus ini tidak mengalami penambahan,” jelasnya.

Baca juga:  Catatan Perjalanan Umroh Fayyad Wisata Ternate

Untuk pemeriksaan rapid test kata dr. Alwia, telah diperiksa sebanyak 11.533 orang dan didapatkan hasil 13 orang reaktif yang semuanya OTG, sedangkan 10,388 orang dengan hasil non reaktif.

Stok Cartridge TCM Habis

Ditengah-tengah serangan wabah corona, stok cartridge di RSUD Chasan Boesoirie justru belum ada penambahan. Ini terkuak saat Dr. Alwia menjawab pertanyaan salah satu jurnalis di Malut. Menurut dr. Alwia, saat ini pihaknya sudah mengirim surat kepada Drtjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pada tanggal 22 Juni lalu mengenai permintaan alat rapid test sebanyak 50.000 unit dan cartridge sebanyak 1000 pics. Namun yang datang pada tanggal 8 Juni kemarin justru berasal BNPB sebanyak 700 pics. Dikatakan, ada dua sumber yang menyalurkan alat kesehatan (alkes) pendeteksi Covid-19 tersebut yakni satu dari BNPB dan satu dari Kemenkes. “Ada dua sumber. Dulu pernah datang cartridge sebanyak 120 dengan 90 itu dari kementerian kesehatan, kemudian datang sebanyak 700 cartridge itu dari BNPB,” katanya.

Baca juga:  Sedekah Air Hujan Antarkan Zulkifli Raih Penghargaan Kalpataru 2022

Ia berharap, Kemenkes segera mengirim alat TCM dan cartridge tersebut. Selain itu, BNPB juga diharapkan bisa menambah bantuan serupa. Sebab, saat ini hasil TCM yang tinggal sedikit ini difokuskan untuk menangani pasien dengan status kegawatan.” Untuk PCR memang beritanya dari RSUD Chasan Boesoerie sampai hari ini masih dilakukan penyesuaian dan install yang belum bisa running,” jelasnya.

Penulis : Nassarudin Amin

error: Content is protected !!